cbox

Open Cbox

Senin, 06 Agustus 2012

apakah kita bisa seperti dirinya????

Sehari yang lalu, saya melihat sebuah video tentang seorang pelari yang ikut olimpiade, dan ketika lomba dimulai, ia pun berlari dan ketika mendekati garis finis, kakinya kram dan ia tidak bisa melanjutkan lomba, namun ia tidak menyerah, dengan tertatih ia kembali melanjutkan lari, dan ketika itu, ayahnya memasuki lapangan dan memandunya untuk mencapai garis finis,, ketika ia sampai garis finis, saya hampir menangis.
Memiliki sebuah keinginan yang besar tidaklah menjadi menjadi sebuah hal yang mustahil untuk didapatkan, meskipun itu membutuhkan waktu, pikiran, dan tenaga yang super besar untuk mendapatkannya. Bermimpi dan mencoba untuk meraih impian itu adalah hal yang penting dan tidak bisa dipisahkan dalam merealisasikan tujuan yang ingin dicapai.
Tidak mudah bagi seseorang untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, berbagai rintangan dan kesulitan adalah hal yang pasti untuk dihadapi, tapi ini bukan hal yang mustahil, asalkan dia terus belajar untuk mencoba, optimis, dan terus berusaha. Hingga tiba waktu untuk membuktikan hasil dari usahanya selama ini untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. Dan ketika ia berhasil mewujudkan mimpi-mimpi itu, maka ia sepantasnya disebut seorang pemenang
Menjadi pemenang tidak selalu harus bisa mengalahkan orang lain dan memiliki kelebihan diatas rata-rata dan kelebihan diatas lawan yang dihadapi. Seperti halnya dengan seorang pelari yang bertarung dengan lawan-lawannya menuju garis finis. Ketika ia sampai ke garis finis, maka ia mejadi pemenang dan menjadi orang yang hebat, semua orang pun mengakuinya.
Namun dibalik itu semua, kemampuan untuk mengalahkan diri sendiri merupakan suatu kemenangan pula. Kemengan melawan diri sendiri untuk menyelesaikan masalah merupakan suatu kemengan yang manis, bukan saja kemenangan melawan dirinya tapi juga mampu memenangkan hati orang lain.
Ada banyak poin penting yang bisa kita ambil dari video ini seperti kemauan yang keras dengan tidak mudah berputus asa. Bisa saja ketika ia sudah jatuh (ia megalami kram kaki ketika berlomba), ia tidak bangun lagi dan menyerah karena kemungkinannya untuk memangkan lomba itu hampir mustahil, tapi tidak, ia tidak menyerah, targetnya sudah jelas yaitu menyelesaikan lomba apapun resikonya, ia tidak menyerah tapi tetap berusaha mewujudkan mimpinya walau ia telah jatuh, disini saya ingat sebuah kalimat “tidak penting berapa kali kamu jatuh, yang penting adalah berapa kali kamu bangkit setelah kamu jatuh”, dan sang pelari itupun membuktikan dirinya.
Dan disinilah letak pentingnya seorang yang mampu memberi motivasi, seorang yang mampu memberi topangan dan sandaran bahunya untuk membantu ketika kita jatuh, memang ini hal yang kecil bahkan hanya dengan tepukan lembut di bahu merupakan suatu tindakan yang kecil dan remeh, tapi bagi seseorang yang membutuhkan bantuan dan motivasi, ini adalah sesuatu hal yang besar dan sangat berarti. Seorang yang akan jatuh seperti sebuah telur diujung tanduk, sangat rapuh dan mudah jatuh dan dengan sedikit bantuan untuk menopangnya, ia akan menjadi kuat. Seperti halnya dengan video tersebut, pertandingan atau kompetisi itu mungkin sudah berakhir, tapi kompetisi dengn dirinya sendiri baru dimulai, dan ia memulainya dengan susah dan sulit bahkan dengan berbagai tekanan dihatinya, namun ia tetap berkompetisi dengan dirinya, dan datanglah seorang motivator itu, ayahnya, yang memberikan bahunya kepada anaknya untuk bertopang dan bersama-sama menyelesaikan kompetisi tersebut. Ya, mungkin itu hal yang kecil bagi orang lain tapi bagi pelari itu, itu adalah hal yang besar.
Ia mungkin menahan sakit yang sangat dengan kakinya dan impiannya, impiannya untuk memenangkan kompetisi itu mungkin sudah selesai, tapi ia baru saja memenangkan sebuah kompetisi baru, yang lebih berat dari kompetisi lari, yaitu kompetisi dngan dirinya sendiri.
Dan ia baru saja memenangkannya.
Mungkin ada diantara kita sedang mengalami kejadian seperti pelari itu, ada sebuah hambatan besar yang hampir mustahil untuk dihadapi, walau kondisinya tidak seperti pelari itu. tapi apakah kondisinya lebih parah dari pelari? Karena pelari itu menghadapi masalah yang sangat berat ketika ditonton oleh orang-orang banyak.
Jika pelari itu mampu mengatasinya, maka ada pluang pula bagi orang lain yang menghadapi masalah untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dan memenangkan kompetisi dengan dirinya sendiri.
Karena yang penting adalah ketidak mauan menyerah dan tetap mesang target pribadi bahwa “aku harus menang”.

Sabtu, 05 Mei 2012

surga dibawah telapak kaki ibu

ummi..maafkan anak mu in ya ummi..

 surga dibawah telapak kaki ibu 1


surga dibawah telapak kaki ibu  2

kisah habil & khobil


  • kisah habil & khobil 1




















  • kisah habil & khobil 2
   

















  • kisah habil & khobil 3

  


















  • kisah habil & khobil 4

 













  • kisah habil & khobil 5



Darklight

 
Design by Wordpress Themes | Bloggerized by Free Blogger Templates | Macys Printable Coupons