Engkau mungkin berkata, “Aku ingin bertaubat tetapi teman-teman lamaku
mengancam untuk membuka masa laluku dan menyebarkan rahasiaku
kepada semua orang. Mereka memiliki gambar-gambar dan surat-surat lain yang
dapat dipergunakan untuk melawanku. Aku khawatir akan reputasiku, dan aku
takut.”
Nasihat kami adalah: Lawanlah kembali sekutu-sekutu syaithan ini. Tipu daya
syaithan adalah lemah, dan semua tekanan yang dibawakan oleh para
penolong-penolong iblis terhadapmu akan hancur di hadapan kesabaran dan
kesungguhan seorang Mu’min sejati.
Engkau harus menyadari bahwa jika engkau mencoba untuk berdamai dengan
mereka, hal ini hanya akan memberi mereka lebih banyak bukti yang dapat
dipergunakan menghadapimu, dan engkau akan menjadi orang yang merugi
mengancam untuk membuka masa laluku dan menyebarkan rahasiaku
kepada semua orang. Mereka memiliki gambar-gambar dan surat-surat lain yang
dapat dipergunakan untuk melawanku. Aku khawatir akan reputasiku, dan aku
takut.”
Nasihat kami adalah: Lawanlah kembali sekutu-sekutu syaithan ini. Tipu daya
syaithan adalah lemah, dan semua tekanan yang dibawakan oleh para
penolong-penolong iblis terhadapmu akan hancur di hadapan kesabaran dan
kesungguhan seorang Mu’min sejati.
Engkau harus menyadari bahwa jika engkau mencoba untuk berdamai dengan
mereka, hal ini hanya akan memberi mereka lebih banyak bukti yang dapat
dipergunakan menghadapimu, dan engkau akan menjadi orang yang merugi
cepat atau lambat. Jangan berikan perhatian apapun kepada mereka, mintalahpertolongan kepada Allah untuk menghadapi mereka dan katakan: “Hasbi Allah
wa ni’mal wakil” (Allah sebaik-baik Pelindung bagiku, dan Dialah sebaik-baik
Penolong). Ketika Nabi merasa takut terhadap suatu kaum, beliau berkata:
wa ni’mal wakil” (Allah sebaik-baik Pelindung bagiku, dan Dialah sebaik-baik
Penolong). Ketika Nabi merasa takut terhadap suatu kaum, beliau berkata:
“Ya Allah, kami memohon kepada-Mu untuk menangkap mereka pada lehernya, dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud; lihat juga Shahih Al-Jami’, 4582)
Benar bahwa ini adalah keadaan yang sangat sulit. Ambillah contoh dari
seorang gadis yang telah bertaubat, tetapi bekas pacarnya meneleponnya dan
mengancamnya dengan berkata, “Aku telah merekam pembicaraan kita dan aku
mempunyai foto-fotomu. Jika kamu menolak untuk keluar denganku, maka aku
akan mempermalukanmu di hadapan keluargamu. Dia tentu saja berada pada
posisi yang tidak akan membuat iri (maksudnya orang lain tentu tidak ingin
berada pada situasi seperti itu –pent.).
Lihatlah bagaimana cara sekutu-sekutu syaithan mengerahkan perang psikis
terhadap para penyanyi, aktor, pria dan wanita, yang telah bertaubat. Mereka
menyebarluaskan produksi mereka sebelumnya di pasar, untuk menekan
mereka. Tetapi Allah menyertai orang-orang yang takut kepada-Nya dan orangorang
yang bertaubat. Dia adalah teman dan penolong orang-orang Mu’min. Dia
tidak akan mengabaikan atau meninggalkan mereka. Tidak pernah seseorang
yang memohon perlindungan-Nya ditolak. Ingatlah bahwa bersama dengan
kesukaran ada kemudahan dan dalam kesulitan ada jalan keluar.
Kisah yang menyentuh berikut ini memberikan kesaksian yang jelas dalam
mendukung apa yang telah kita katakan. Ini adalah kisah kepahlawanan sahabat
yang mulia Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi, yang menolong orang-orang
Muslim yang tertindas pergi dari Makkah menuju Madinah secara sembunyisembunyi.
Ada seorang laki-laki yang dipanggil Marthad bin Abi Marthad yang biasa
menyelundupkan tawanan perang Muslim dari Makkah ke Madinah. Ada seorang
pelacur di Makkah bernama ‘Aanaq, yang dulunya merupakan teman Marthad.
Martahd berjanji untuk membawa salah seorang tawanan dari Makkah ke
Madinah. Dia berkata, “Aku tiba pada bayangan salah satu kebun Makkah pada
malam purnama, kemudian ‘Aanaq datang dan melihat bayanganku di kebun.
Ketika dia menemuiku, dia mengenaliku dan berkata. “Marthad?” Aku berkata,
“Marthad.” Dia berkata, “Selamat datang! Kemarilah dan tinggallah bersama
kami malam ini.” Aku berkata, “Wahai ‘Aanaq, Allah telah mengharamkan
zina.” Dia berteriak, “Hai orang-orang di dalam kemah! Orang ini hendak
membawa lari tawananmu!” Delapan orang laki-laki mengejarku, dan aku
memanjat Al-Khandamah (sebuah gunung diluar salah satu pintu masuk menuju Makkah) dan bersembunyi di sebuah gua. Mereka datang dan berdiri tepat di
atasku, tetapi Allah membutakan mereka dan mereka tidak melihatku, lalu
mereka pergi. Aku kembali kepada sahabatku (tawanan yang hendak dibawa ke
Madinah) dan mengangkatnya dan dia adalah laki-laki yang gemuk. Ketika kami
sampai di Al-Udzkhar, aku membebaskan dia dari rantai yang mengikatnya. Dan
kemudian aku membawanya lagi dan perjalanan itu sangat sulit. Ketika aku
sampai di Madinah, aku mendatangi Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulullah,
haruskah aku menikahi ‘Aanaq?” Aku bertanya kepada beliau dua kali.
Rasulullah tetap diam dan tidak menjawabku, sampai diturunkan ayat:
seorang gadis yang telah bertaubat, tetapi bekas pacarnya meneleponnya dan
mengancamnya dengan berkata, “Aku telah merekam pembicaraan kita dan aku
mempunyai foto-fotomu. Jika kamu menolak untuk keluar denganku, maka aku
akan mempermalukanmu di hadapan keluargamu. Dia tentu saja berada pada
posisi yang tidak akan membuat iri (maksudnya orang lain tentu tidak ingin
berada pada situasi seperti itu –pent.).
Lihatlah bagaimana cara sekutu-sekutu syaithan mengerahkan perang psikis
terhadap para penyanyi, aktor, pria dan wanita, yang telah bertaubat. Mereka
menyebarluaskan produksi mereka sebelumnya di pasar, untuk menekan
mereka. Tetapi Allah menyertai orang-orang yang takut kepada-Nya dan orangorang
yang bertaubat. Dia adalah teman dan penolong orang-orang Mu’min. Dia
tidak akan mengabaikan atau meninggalkan mereka. Tidak pernah seseorang
yang memohon perlindungan-Nya ditolak. Ingatlah bahwa bersama dengan
kesukaran ada kemudahan dan dalam kesulitan ada jalan keluar.
Kisah yang menyentuh berikut ini memberikan kesaksian yang jelas dalam
mendukung apa yang telah kita katakan. Ini adalah kisah kepahlawanan sahabat
yang mulia Marthad bin Abi Marthad al-Ghanawi, yang menolong orang-orang
Muslim yang tertindas pergi dari Makkah menuju Madinah secara sembunyisembunyi.
Ada seorang laki-laki yang dipanggil Marthad bin Abi Marthad yang biasa
menyelundupkan tawanan perang Muslim dari Makkah ke Madinah. Ada seorang
pelacur di Makkah bernama ‘Aanaq, yang dulunya merupakan teman Marthad.
Martahd berjanji untuk membawa salah seorang tawanan dari Makkah ke
Madinah. Dia berkata, “Aku tiba pada bayangan salah satu kebun Makkah pada
malam purnama, kemudian ‘Aanaq datang dan melihat bayanganku di kebun.
Ketika dia menemuiku, dia mengenaliku dan berkata. “Marthad?” Aku berkata,
“Marthad.” Dia berkata, “Selamat datang! Kemarilah dan tinggallah bersama
kami malam ini.” Aku berkata, “Wahai ‘Aanaq, Allah telah mengharamkan
zina.” Dia berteriak, “Hai orang-orang di dalam kemah! Orang ini hendak
membawa lari tawananmu!” Delapan orang laki-laki mengejarku, dan aku
memanjat Al-Khandamah (sebuah gunung diluar salah satu pintu masuk menuju Makkah) dan bersembunyi di sebuah gua. Mereka datang dan berdiri tepat di
atasku, tetapi Allah membutakan mereka dan mereka tidak melihatku, lalu
mereka pergi. Aku kembali kepada sahabatku (tawanan yang hendak dibawa ke
Madinah) dan mengangkatnya dan dia adalah laki-laki yang gemuk. Ketika kami
sampai di Al-Udzkhar, aku membebaskan dia dari rantai yang mengikatnya. Dan
kemudian aku membawanya lagi dan perjalanan itu sangat sulit. Ketika aku
sampai di Madinah, aku mendatangi Rasulullah dan bertanya, “Ya Rasulullah,
haruskah aku menikahi ‘Aanaq?” Aku bertanya kepada beliau dua kali.
Rasulullah tetap diam dan tidak menjawabku, sampai diturunkan ayat:
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina,
atau perempuan yang musyrik, dan perempuan yang berzina tidak dikawini
melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian
itu diharamkan atas orang-orang yang mu'min.” (QS An-Nuur [24] : 3)
Rasulullah berkata,
“Wahai Marthad, laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina atau yang musryrik, dan perempuan berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik. Jangan kawini dia.” Shahih Sunan At-Tirmidzi, 3/80).
Apakah engkau melihat bagaimana Allah melindungi orang-orang beriman dan
bagaimana Dia menyertai orang-orang yang berbuat kebaikan?
Namun jika yang terburuk datang pada yang terburuk, dan apa yang engkau
takutkan terjadi – mereka menyebarluaskan keburukan tentang dirimu – apa
yang perlu engkau lakukan adalah bersikap jujur dan menjelaskan keadaanmu
kepada orang lain. Katakan kepada mereka, “Ya, aku dahulu adalah seorang
pelaku maksiat, namun sekarang aku telah bertaubat. Lalu apa yang kalian
inginkan?”
Kita semua harus mengingat bahwa kehinaan yang sebenarnya akan muncul
tidak di dunia ini, tetapi pada Hari Kiamat, pada Hari Perhitungan, Hari
Kehinaan yang besar, tidak dihadapan satu atau dua ratus orang, tidak
dihadapan seribu atau dua ribu orang, namun dihadapan seluruh mahluk,
malaikat, jin, dan manusia, semua manusia dari Adam sampai yang terakhir.Marilah mengingat doa Nabi Ibrahim :
bagaimana Dia menyertai orang-orang yang berbuat kebaikan?
Namun jika yang terburuk datang pada yang terburuk, dan apa yang engkau
takutkan terjadi – mereka menyebarluaskan keburukan tentang dirimu – apa
yang perlu engkau lakukan adalah bersikap jujur dan menjelaskan keadaanmu
kepada orang lain. Katakan kepada mereka, “Ya, aku dahulu adalah seorang
pelaku maksiat, namun sekarang aku telah bertaubat. Lalu apa yang kalian
inginkan?”
Kita semua harus mengingat bahwa kehinaan yang sebenarnya akan muncul
tidak di dunia ini, tetapi pada Hari Kiamat, pada Hari Perhitungan, Hari
Kehinaan yang besar, tidak dihadapan satu atau dua ratus orang, tidak
dihadapan seribu atau dua ribu orang, namun dihadapan seluruh mahluk,
malaikat, jin, dan manusia, semua manusia dari Adam sampai yang terakhir.Marilah mengingat doa Nabi Ibrahim :
“dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di
hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih,” (QS Asy-Syu’ara [26] : 87-89)
Pada saat-saat tertekan, mohonlah pertolongan dengan doa Nabi :
Allahumma stur ‘auraatuna wa aamin rauaatuna. Allahumma aj’al tha’ranaa ‘ala man
zalamanana wansurna ‘ala man baghiya ‘alaynaa. Allahumma laa tushammit
binaa’-a’daa wa laa’l-hasidiin.
zalamanana wansurna ‘ala man baghiya ‘alaynaa. Allahumma laa tushammit
binaa’-a’daa wa laa’l-hasidiin.
(Ya Allah, tutupilah kesalahanku dan tenangkanlah ketakutanku. Ya Allah balaskanlah kami atas orang-orang yang menganiaya kami, dan Berikanlah kami kemenangan atas orang-orang yang menyalahi kami. Ya Allah janganlah jadikan penyebab bagi musuh-musuh kami atau orang-orang yang membenci kami bergembira atas kemalangan kami).”
0 komentar:
Posting Komentar
tolong beri tahu saya kekurangannya